Warga Alami Gatal-gatal Diduga Sejak Ada Gudang Beras di Desa Kalangsari

  • Whatsapp

KARAWANG, media3.id- Bertahun-tahun puluhan warga Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang mengalami gatal-gatal. diduga sejak adanya gudang yang diduga dijadikan pengolahan beras dekat pemukiman warga.

 

Read More

Salah satu gudang di Desa Kalangsari tepatnya di Dusun Mekarsari RT 11/12, Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang diduga dijadikan tempat pengolahan beras dan kini dikeluhkan warga.

 

Warga pun sempat protes namun sayangnya sampai saat ini perusahaan tersebut masih beraktivitas dan berganti perusahaan namun kegiatannya masih sama.

 

Seperti yang disampaikan Enju (60) yang rumahnya berdekatan dengan kegiatan pengolahan beras tersebut mengaku sangat terganggu karena abu (dedek) terbawa angin yang mengakibatkan gatal-gatal dan menganggu pernapasan.

 

“Gatal-gatal kena debu dari pabrik beras. Gatal-gatalnya sudah lama sekali badan dibelakang (punggung) juga sama gatal dan bintik merah,” kata Enju warga RT 11, Jumat (03/05/24)

 

Enju menjelaskan gudang yang diduga dijadikan pengolahan beras sudah lama beroperasi lebih kurang sudah 6 tahun, namun kini kabarnya bukan pengusaha yang lama tapi dikelola oleh pengusaha baru

 

“Pabrik berasnya sudah lama, dan sekarang produksi lagi,” jelasnya.

 

Sebelumnya, warga yang terkena dampak dari pengolahan beras tersebut mengaku tidak ada pengobatan walaupun pihak perusahaan tahu bahwa dampak limbah abu tersebut mencemari udara dan sampai ke warga.

 

“Sampai saat ini pihak perusahaan tidak memberikan kompensasi begitupun dengan petugas medis, tidak ada yang datang kesini (warga) untuk mengecek kesehatan,” ungkapnya

 

Warga pun mengharapkan ada pengobatan gratis dari perusahaan mendatangi rumah warga yang terdampak polisi udara karena abu dari pengolahan beras tersebut sangat menggangu kesehatan mulai dari gatal gatal dan mengganggu pernapasan

 

“Harapan saya ada pengobatan gratis dari perusahaan datang ke rumah warga,” tuturnya.

 

Bukan hanya itu, Enju pun meminta kepada perusahaan agar membuat saluran air karena disaat hujan, air dari pengolahan beras tersebut masuk ke pemukiman warga, karena airnya menimbulkan bau menyengat.

 

“Selain pengobatan, juga harus buat saluran air. Karena air dari dalam keluar dan airnya bau,” pungkasnya.

 

(DH)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *