Angka PMK Turun, Satgas Jabar Ingatkan Untuk Tetap Waspada

  • Whatsapp

JAWA BARAT, media3.id – Satuan Tugas Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) Letnan Jenderal Suharyanto, menilai Jawa Barat mampu menangani kasus PMK dengan baik.

Menurutnya, Jawa Barat telah memiliki record sebagai provinsi, dengan penanggulangan Covid-19 terbaik setelah DKI Jakarta.

Read More

“Saya mengapresiasi capaian yang telah diraih Jawa Barat,” katanya belum lama ini.

Meskipun demikian, Suharyanto tetap mengingatkan pentingnya biosecurity, sebagai salah satu cara efektif dalam mengatasi PMK. Jawa Barat harus tetap waspada,tidak boleh lengah.

Suharyanto berharap, wilayah – wilayah di Jawa Barat yang sudah berada di zona hijau, perlu dijaga agar penyebaran virus PMK tidak kembali naik.

“Itu dijaga betul, jangan sampai kemasukan. Caranya dengan biosecurity dari lingkup kandang yang terkecil hingga batas-batas RT/RW dan desa. Hidupkan kembai posko PPKM yang pernah diaktifkan saat Covid-19, untuk menjaga hewan ternak,” ungkapnya

Suharyanto juga berpesan tentang perlunya integrasi yang solid untuk menangani penyakit ini. Khususnya untuk daerah-daerah di perbatasan, agar dibantu dan dikerahkan oleh semua pihak terkait. “Penanganan PMK ini tidak hanya bisa mengandalkan pemerintah pusat saja. Perlu ada integrasi solid untuk mengatasi penyakit ini. Khususnya, para pucuk pimpinan yang telah ditunjuk agar terus memback up satgas di daerah,” pungkasnya.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.

“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.

Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.

“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.

Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.

“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya. 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *